Tampilkan postingan dengan label PENDIDIKAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PENDIDIKAN. Tampilkan semua postingan

ISPM #15 ~ Palet Kayu

ISPM 15 merupakan singkatan dari Standar Internasional untuk mengukur No.15 phytosanitary yang dikeluarkan oleh organisasi Konvensi Perlindungan Tanaman Internasional (IPPC), berada di bawah organisasi pertanian atau tanaman pangan.

Tujuan peraturan ISPM 15 adalah untuk mencegah hama seperti serangga, rayap dan jamur yang biasanya ditemui pada kayu, dari satu negara ke negara negara lain serta mencegah aturan sepihak perdagangan antar negara.

Daftar Bupati Purwakarta

  1. HS Ronggowaluyo (1968-1969)
  2. Kol Inf RA Muchtar (1969-1979)
  3. Kol Inf RHA Abubakar (1979-1980)
  4. Letkol AU Drs Mukdas Dasuki (1980-1983)
  5. Drs H Soedarna TM, SH (1983-1993)
  6. Drs H Bunyamin Dudih, SH (1993-2003)
  7. Drs H Lily Hambali Hasan, MSi (2003-2008)
  8. H Dedi Mulyadi, SH (2008-Sekarang)

Manggis

Mangosteen (Ingg.), Garcinia mangostana L. (Latin))

Asal dari kepulauan Malaya termasuk keluarga Guttiferae. Beberapa species membentuk buah yang dapat dimakan, tetapi tidak seenak buah manggis. Kecuali buah, bagian tanaman lain juga sangat bermanfaat seperti misalnya kulit buah, kulit kayu, akar dan lain bagian yang dapat dimanfaatkan sebagai obat seperti diare, obat cacing, tumor pada rongga mulut. Kulit buah manggis juga merupakan komoditas ekspor dari Singapura ke Cina.

Deskripsi

Tinggi tanaman 10-25 m. Mahkota bunga ada yang bulat, ada yang seperti piramid kompak meruncing keatas. Tanaman ini sukar dikembangkan, terutama karena pertumbuhannya yang sangat lambat dan memerlukan beberapa tahun agar sistem perakaran dapat benar-benar efektif.

Syarat Tumbuh

Tumbuh baik di daerah yang suhunya tinggi, lembab, curah hujan tinggi merata sepanjang tahun. Tidak tahan pada angin laut. Suhu optimum untuk pertumbuhannya berkisar antara 220-230C. Tanaman muda membutuhkan naungan yang rimbun baik di dataran rendah sampai ketinggian 800 m dengan curah hujan 1500-2500 mm/tahun. Manggis ini sangat baik tumbuh pada tanah yang kaya akan bahan organik dengan aerasi yang cukup baik. Umumnya tumbuh di dataran rendah terutama di pulau Jawa terdapat di selatan Jawa Barat, bagian utara Jawa Barat sekitar Serang, Tangerang, Cibinong, Purwakarta dan Subang, bagian selatan DKI Jakarta, Jawa Tengah sekitar Bumiayu, Kebumen, sebelah selatan Batang, Kendal dan Ungaran. Di Jawa Timur manggis dapat dikembangkan di daerah basah sekitar G. Semeru ke barat sampai lereng G. Kawi dan ke timur sampai lereng G. Lamongan, sekitar Pacitan-Blitar dan lereng selatan G. Raung

Perbanyakan

Perbanyakan dengan biji
Manggis dapat diperbanyak dengan biji tapi bukan merupakan perbanyakan secara generatif, karena biji manggis terbentuk secara apomiktis. Biji mempunyai viabilitas yang rendah dan cepat mengalami kemunduran. Biji harus segera dikecambahkan segera setelah diambil (dikeluarkan) dari buah. Apabila tetap berada dalam buah, biji manggis tetap bertahan viabilitasnya selama 3-5 minggu. Makin besar bijinya makin baik pertumbuhan tunasnya.

Perbanyakan secara vegetatif
Perbanyakan tanaman manggis secara vegetatif dapat berupa setek, cangkok,penempelan, penyambungan dan penyusuan. Cara yang paling berhasil dilakukan dengan cara penyambungan, yaitu sambung pucuk. Cara ini lebih hemat dalam menggunakan cabang entris (batang atas). Sebagai entris digunakan tunas ujung yang masih muda daunnya tetapi telah cukup keras. Sebagai batang bawah digunakan bibit semai yang sudah berumur 2 tahun atau yang diameter batangnya kurang lebih 0,5 cm, mempunyai kulit batang berwarna hijau. Metode penyambungan celah lebih banyak berhasil daripada metode sisi.

Pembibitan

Pembibitan perlu dipilih lokasi yang cocok, yaitu teduh dan tidak jauh dari sumber air. Tanah untuk pesemaian diolah cukup dalam, dan dibuat bedengan selebar 1,2 m, tinggi bedengan kira-kira 30 cm. Diantara bedengan dibuat selokan pembuangan air. Tanah diberi pupuk kandang sebanyak 10 kg/m3 apabila biji akan disemai dalam kantong plastik maka media yang baik adalah campuran tanah kebun, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan bagian 1:1:1. Apabila biji disemaikan dalam bedengan, maka biji ditanam pada jarak tanam 40 cm x 30 cm , sedalam 0,5 - 1,0 cm. Pesemaian yang menggunakan kantong plastik, cukup menanam 1 biji dalam 1 kantong plastik. Mulai umur 1 bulan, bibit perlu mendapat pupuk. Setiap bibit diberi 2-3 gram campuran urea dan TSP. Pemberian pupuk diulang sebulan sekali.

Pemeliharaan Tanaman

Untuk pertumbuhan vegetatif yang baik, satu bulan setelah tanam diberi 100-200 g urea/pohon. Pemberian diulang setiap 6 bulan sekali ditambah 20-30 kg pupuk kandang. Untuk membantu mempertahankan kesehatan tanaman apabila berbuah nanti, maka untuk bibit sambungan mulai umur 4 tahun diberi pupuk NPK, sebanyak 0,5 kg/pohon. Pemberian pupuk NPK juga diulangi setiap 6 bulan sekali, setelah pohon dewasa perlu diberikan pupuk lebih banyak (3,5kg/pohon).

Panen

Saat panen yang baik apabila kira-kira 25% dari permukaan kulit buah sudah berwarna ungu. Pemetikan buah dilakukan dengan mengikutsertakan tangkai buah, supaya dapat bertahan lebih lama.

Buah yang baik kemudian dikelompokkan atas dasar ukuran buah yaitu :

Mutu super yaitu diameter buah 6,5 cm

Mutu I yaitu diameter buah 5,5-6,5 cm

Mutu II yaitu diameter buah 5,5 cm

Untuk perdagangan internasional, mutu buah ditentukan oleh beratnya. Pasar Malaysia dan Hongkong menghendaki berat minimum buah 65 gr sedangkan pasaran Jepang minimum 80 gr. Buah manggis yang dipetik dengan mengikutsertakan tangkainya, pada suhu kamar, buah yang sehat dapat tetap baik sampai 2-3 minggu setelah panen. Penyimpanan pada suhu 4-60C dapat mempertahankan kualitas buah sampai 49 hari. Pada suhu penyimpanan 9-120C, buah dapat bertahan 33 hari.

[PERTANIAN] Padi Bagi Orang Jepang

Padi amat cocok ditanam dalam kondisi cuaca Jepang dan mendapat tempat istimewa sebagai bahan makanan suci bagi rakyat Jepang.

Padi/Beras dalam Kehidupan Orang Jepang

Padi amat cocok ditanam dalam kondisi cuaca Jepang dan mendapat tempat istimewa sebagai bahan makanan suci bagi rakyat Jepang. Dengan tradisinya yang panjang, budidaya padi bukanlah sekedar kegiatan pertanian, melainkan sebuah kegiatan budaya daengan beragam corak keagamaan. Menurut miots Jepang, padi dianugrahkan kepada rakyat Jepang oleh dewi nenk-moyang bangsa Jepang, Amaterasu Omikami. Kaisar Jepang, Tenno, yang merupakan tokoh kepala simbolis bagi Jepang, juga melakukan kegiatan menanam padi dengan tangannya sendiri di kebun istana Fukiage dan mempersembahkannya kepada Dewi Amaterasu serta dewa-dewi lainnya. Pada upacara naik tahta Kaisar, diadakan serangkaian ritual Daijosai. Untuk itu dipilih dua petak sawah-disebut Yukiden dan Sukiden- dari dua lokasi di Jepang dan beras yang dihasilkannya dipersembahkan kepada Amaterasu dan dewa-dewi lainnya. Berbagai upacara dan ritual itu merupakan perwujudan agama asli Jepang Shinto.

Di masa lalu Jepang dinamai Toyoashihara no Mizhuho no Kuni atau " Negeri Untaian Makmur Padi pada Dataran yang Kaya akan Tanaman Padi". Dengan nama demikian, tersirat bahwa beras/padi melambangkan karakter esensial negeri Jepang serta menunjukkan bahwa orang Jepang percaya bahwa budidaya padi merupakan sebuah kegiatan suci yang diberikan kepada mereka oleh para dewa. Hingga kini pun di berbagai daerah orang masih menyelenggarakan berbagai festival (berupa tarian, musik, dan lain-lain yang dilakukan secara beramai-ramai) yang terkait dengan budidaya padi, pemujaan kepada dewi padi serta permohonan akan panen yang melimpah dan syukuran atas panen yan berhasil. Sistem keluarga besar(ie) orang Jepang di masa lampau mencerminkan keterkaitannya dengan budidaya padi yang memerlukan banyak tenaga, pembinaan sistem irigasi, serta kerjasama komunal. Ternyata budaya padi/beras memang menentukan ciri masyarakat Jepang di masa lampau. Beras terasa begitu berharga di masa kemakmuran belum menjelang sehingga seorang ibu akan memarahi anaknya apabila tidak menghabiskan nasi di piringnya. Tidak boleh ada nasi yang disia-siakan karena untuk memperoleh sebutir nasi diperlukan proses dan jerih payah.

Dewasa ini jumlah orang Jepang yang berkecimpung dalam budidaya padi, khususnya, dan pertanaian pada umumnya, telah banyak berkurang. Sementara itu, pengelolaan sawah telah mengalami mekanisasi terlebih-lebih sejak tahun 1960-an, banyak pekerjaan pertanian muali dari penanaman hingga penyosohan padi dilakukan dengan mesin sehingga tercapai efisiensi tinggi. Penelitian juga banyak dilakukan oleh para ahli untuk mendapatkan jenis padi yang unggul, tahan terhadap penyakit, produktivitas tinggi, masa tanam lebih singkat, rasa yang lebih enak dan lain-lain. Upaya penanaman padi Jepang, seperti juga di berbagai tempat lainnya di dunia, juga menghadapi berbagai gangguan seperti serangan hama dan penyakit, gangguan angin topan taifun dan lain-lain. Untuk penanggulangannya telah dilakukan berbagai usaha dan penelitian.

Konsumsi beras di Jepang telah merosot secara dramatis sejak awal tahun 1960-an, sebagai gantinya terjadi peningkatan konsumsi roti dan produk pangan hewani. Meskipun lahan persawahan makin berkurang, Jepang masih mengalami kelebihan produski beras. Dengan luas daratan 378.000 km2, menurut data Kementrian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, pada tahun 1996 Jepang menghasilkan 10.344.000 ton beras, sedangkan konsumsi berasnya 10.189.000.

Spesies beras yang dikenal sebagai Oryza sativa terbagi atas 3 tipe umum berdasarkan bentuk, ekotipe dan ciri-cirinya, yaitu indica, japonica dan javanica. Beras jenis japonica mengandung amylose lebih sedikit dan lebih banyak amilopektin dibandingkan dengan jenis-jenis lainnya. Beras Jepang terasa lebih lengket mirip ketan dan mempunyai tekstur khusus yang disukai orang jepang. Jenis beras istimewa Jepang antara lain Koshihikari dan Sasanishiki yang ditanam di daerah timur laut Jepang.

Beras dapat pula diolah menjadi berbagai penganan, bahkan minuman. Di Jepang beras diolah menjadi arak beras sake, cuka beras dan arak untuk masak (mirin). Ditambah dengan zat ragi koji, beras dapat dibuat menjadi minuman fermentasi yang manis rasanya (amazake) yang juga dapat dipakai untuk acar. Adonan tepung beras dapat dibuat menjadi kripik o-sembei (dipanggang dan dilumuri kecap asin). Kripik arare dibuat dari irisan adonan mochi yang dibuat dari nasi ketan putih yang ditumbuk. Kue mochi adalah salah satu penganan pokok untuk tahun baru. Dango adalah kue yang juga terbuat dari tepung beras.

Demikian serba-serbi padi/beras dalam kehidupan orang Jepang yang tidak jauh berbeda dengan budaya negara-negara Asia di sekitarnya.

(Sumber : Aneka Jepang, no. 285/2000)

Otak kanan atau kiri, mana yang lebih baik ?

Otak kanan atau kiri ?, untuk yang satu ini sepertinya sangat susah untuk dijawab, mengingat otak kanan maupun otak kiri mempunyai fungsi yang berbeda. Akan tetapi, menurut para ahli, sebagian besar orang di dunia hidup dengan lebih mengandalkan otak kirinya.

Doug Hall mengatakan, dominasi kerja otak orang mempengaruhi kepribadian :

Si otak kanan :
Humoris, simple, menyenangkan, boros, lebih percaya intuisi, berantakan-kacau, ide = ekspresi diri, lebih memilih perasaan sebagai solusi masalah, suka bertualang, bermimpi besar, tukang sorak, “pelanggar aturan”, bebas, spontan.

Si otak kiri :
Serius, rumit, membosankan, hemat, lebih percayai fakta, rapi-terorganisir, ide = profitabilitas, lebih memilih keilmuan, hati-hati, berpengetahuan umum, pendukung diam, pembuat aturan, konservatif, mudah ditebak.


Mana yang dulu digunakan Otak Kanan atau Otak Kiri?
Anda si Otak Ekstrem Kanan atau Si Ekstrem Otak Kiri atau Si Otak Seimbang? Mana dulu yang sebaiknya digunakan, Otak Kanan dulu baru Otak Kiri atau sebaliknya? Ingat cerita : bagaimana awalnya Archimides mengungkap tentang massa jenis? Mana dulu yang digunakan Archimides otak kanan atau otak kirinya? Bagaimana awalnya Newton mengungkap tentang gravitasi? Mana dulu yang digunakan Newton, otak kanan atau kiri? Bagaimana awalnya Einstein dengan teori relativitasnya? Mana dulu yang digunakan Einstein, otak kanan atau otak kiri? Atau ide menjual air di negeri yang penuh air (AQUA) oleh Tirto Utomo? Mana yang digunakan Tirto Utomo, otak kanan atau otak kirinya? Ketika dia menjual air minum 250 mm seharga Rp 500,00; sementara PDAM menjual air bersih seribu liter seharga Rp 2 ribu?

Ingat cerita George Eastment, pendiri Eastment Kodak, menyatakan bahwa merek "Kodak" yang melegenda itu, huruf "K", muncul secara intuitif. Sam Walton, pendiri Walt Mart, menggunakan intuisinya ketika mendirikan sebuah toko pada tahun 1962, kini dia memiliki 1.300 toko. John Mihalasky dan E Douglas Dean menemukan bahwa 80% CEO yang sukses memiliki intuisi di atas rata-rata.

Dr. Makoto Shichida, seorang spesialis perkembangan anak balita, dalam bukunya Right Brain Education in Infancy menjelaskan sebuah hasil studi di Nippon Medical Center oleh Prof. Shinagawa terhadap seorang anak yang bernama Yuka Hatano. Yuka Hatano adalah seorang juara dunia menghitung cepat, yang mampu menghitung 16 digit soal LEBIH CEPAT daripada kalkulator ! Ketika Yuka melakukan perhitungan tersebut, melalui PET scan terlihat bahwa yang mengendalikan fungsi otaknya adalah otak kanan bagian belakang. Di sekolah Shichida, saya (Shinagawa) melihat bagaimana anak-anak SD mampu membaca 1 jilid buku hanya dalam waktu 3-5 menit saja, dan dia tahu persis apa isi buku yg dibacanya. Menurutnya, dia seperti memotret atau men-dowload tiap-tiap halaman buku tsb, dan ketika ditanya, dia akan membuka tiap-tiap halaman bukunya di dalam otaknya untuk mencari jawabannya dengan cepat.
Otak Kiri – Otak Kanan
Aku dan Otak Kanan | Heri Noto | Juli 14, 2008 at 04:57
________________________________________
Seorang guru yang mengajar berhitung untuk kelas 3 SD, Masuk kelas dengan malas. ”Anak-anak, sekarang kita belajar berhitung,” kata guru. ”Jumlahkan bilangan : 1+2+3+4+5+6+7+…. dan seterusnya sampai terakhir tambah 2000 !” perintah guru. Guru tersebut berfikir bahwa anak-anak tidak akan mempu menyelesaikan tugas tersebut, yaitu menjumlahkan bilangan dari 1 sampai 2000 dalam waktu 2 jam – bahkan jika pakai kalkulator sekalipun. Sehingga guru tersebut dapat duduk-duduk santai saja. Tetapi tidak. Hanya dalam waktu sekitar 1 menit, seorang murid mengacungkan tangan dan berkata ”Saya bisa, saya sudah selesai”. Guru tersebut kaget, ”Mana mungkin,” pikirnya. Tetapi murid tersebut memang bisa, dan benar. Ia mengatakan jawaban dari soal itu adalah 2.001.000. Bagaimana caranya?
Murid itu mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik dan cepat karena menggunakan otak kanan dan otak kiri secara harmonis. Otak kiri berpikir dengan cara urut, bagian perbagian, dan logis. Sementara otak kanan melengkapinya dengan cara berpikir acak, holistik, dan kreatif.
Coba kita perhatikan cara murid itu menggunakan otak kiri dan otak kanannya sebagai berikut. Pertama, tuliskan kebali soal berhitung di atas sebagai berikut.

1+2+3+4+…. ….+1997+1998+1999+2000 = ….. ?

Pada saat kita mencoba menggunakan otak kiri saja, pasti sulit. Tapi coba gunakan otak kanan yang acak, … jumlahkan yang pertama dan terakhir. Kita peroleh :

1 + 2000 = 2001
2 + 1999 = 2001
3 + 1998 = 2001
4 + 1997 = 2001 dan seterusnya.

Sehingga kita peroleh jawaban 2001 x 1000 = 2.001.000

Dalam proses belajar atau kehidupan sehari-hari, orang sering hanya menggunakan setengah kemampuannya saja yaitu otak kiri. Saat kita belajar di sekolah misalnya, kita biasa dituntut untuk berpikir urut dan logis saja. Tetapi, seperti telah kita lihat dalam contoh anak kelas 3 SD di atas, kita perlu menggunakan setengah kemampuan yang lainnya yaitu otak kanan. Kita memang perlu keberanian untuk mencoba menggunakan otak kanan yang berpikir secara acak, menyeluruh dan kreatif itu. Sebagimana seekor burung dapat terbang bebas menggunakan dua sayapnya, sayap kiri dan kanan. Demikian juga kita, manusia dapat menerbangkan kecerdasan otak, kecerdasan berpikir setinggi langit dengan sayap-sayapnya, otak kiri dan otak kanan.
Ada sebuah test menarik yang saya ambil dari situs The Daily Telegraph, sebuah test yang menguji otak mana yang sedang Anda gunakan. Coba perhatikan gambar penari di bawah ini. Apakah Anda melihat penari tersebut berputar searah jarum jam? Ataukah malah sebaliknya?
Apabila Anda melihatnya berputar searah jarum jam, berarti Anda lebih banyak menggunakan otak kanan Anda, begitu juga sebaliknya. Nah setelah itu fokus dan cobalah merubah arah putaran untuk memberikan kesempatan kepada bagian lain otak Anda untuk bekerja. Ayo… Anda pasti bisa!

Otak kiri vs otak kanan by yapim

Sekolah ?

Sekolah partikelir
untuk anak-anak pribumi di masa
Hindia Belanda
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru. Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal, yang umumnya wajib. Dalam sistem ini, siswa kemajuan melalui serangkaian sekolah. Nama-nama untuk sekolah-sekolah ini bervariasi menurut negara (dibahas pada bagian Daerah di bawah), tetapi umumnya termasuk sekolah dasar untuk anak-anak muda dan sekolah menengah untuk remaja yang telah menyelesaikan pendidikan dasar.

Selain sekolah-sekolah inti, siswa di negara tertentu juga mungkin memiliki akses dan mengikuti sekolah-sekolah baik sebelum dan sesudah pendidikan dasar dan menengah. TK atau pra-sekolah menyediakan sekolah beberapa anak-anak yang sangat muda (biasanya umur 3-5 tahun). Universitas, sekolah kejuruan, perguruan tinggi atau seminari mungkin tersedia setelah sekolah menengah. Sebuah sekolah mungkin juga didedikasikan untuk satu bidang tertentu, seperti sekolah ekonomi atau sekolah tari. Alternatif sekolah dapat menyediakan kurikulum dan metode non-tradisional.

Ada juga sekolah non-pemerintah, yang disebut sekolah swasta. Sekolah swasta mungkin untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus ketika pemerintah tidak bisa memberi sekolah khusus bagi mereka; keagamaan, seperti sekolah Islam, sekolah Kristen, hawzas, yeshivas dan lain-lain, atau sekolah yang memiliki standar pendidikan yang lebih tinggi atau berusaha untuk mengembangkan prestasi pribadi lainnya. Sekolah untuk orang dewasa meliputi lembaga-lembaga pelatihan perusahaan dan pendidikan dan pelatihan militer.

Dalam homeschooling dan sekolah online, pengajaran dan pembelajaran berlangsung di luar gedung sekolah tradisional.

Kata sekolah berasal dari bahasa latin: skhole, scola, scolae atau skhola yang memiliki arti waktu luang atau waktu senggang, dimana ketika itu sekolah adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak ditengah-tengah kegiatan utama mereka, yaitu bermain dan menghabiskan waktu untuk menikmati masa anak-anak dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang itu adalah mempelajari cara berhitung, cara membaca huruf dan mengenal tentang moral (budi pekerti) dan estetika (seni). Untuk mendampingi dalam kegiatan scola anak-anak didampingi oleh orang ahli dan mengerti tentang psikologi anak, sehingga memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada anak untuk menciptakan sendiri dunianya melalui berbagai pelajaran diatas.

Saat ini, kata sekolah berubah arti menjadi: merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran.Sekolah dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah. Kepala sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah.Jumlah wakil kepala sekolah di setiap sekolah berbeda, tergantung dengan kebutuhannya.Bangunan sekolah disusun meninggi untuk memanfaatkan tanah yang tersedia dan dapat diisi dengan fasilitas yang lain.

Ketersediaan sarana dalam suatu sekolah mempunyai peran penting dalam terlaksananya proses pendidikan.

[http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah]

[Guru Kreatif] Bisnis dengan Risiko Kecil

Alhamdulillah, saya lahir dari keluarga yang melarat. Bagi keluarga orang tua saya, airlah satu-satunya yang gratis, lainnya harus dibeli. Hebatnya, walaupun PNS Golongan IIB, dengan 7 anak, dan tanpa usaha apapun, ayah saya mampu mencetak saya menjadi sarjana pertama “wong cilik” di kampung. Saya bangga dan terus bersyukur, terlebih lagi kedua orang tua.

Namun di balik kebanggaan itu, tebersit penyesalan yang mendalam. “Mengapa saya hanya memilih SPG, IKIP, dan akhirnya hanya menjadi seorang guru? Mengapa tidak SMA lalu menjadi insinyur?” Penyesalan itu terus bertambah, terlebih setelah empat kali tidak lolos tes CPNS (1989—1992). Bagi saya itu pukulan amat berat. Karena semua orang tahu bahwa semasa bersekolah saya selalu mendapat beasiswa.

Anehnya, di balik penyesalan itu, orang tuaku tetap bangga. Setidaknya karena saya tetap bersepatu, meskipun hanya sebagai guru honorer di SMP-SMA yang “la yamutu wa la yahya” dengan gaji yang pas-pasan untuk membeli bensin buat vespa super butut. Kebanggan orang tua itu menghambat keinginan saya untuk mengadu nasib di negeri seberang.

Akan tetapi, setelah saya melakukan “aksi menangis” selama seminggu, saya pun diperbolehkan merantau. Dengan honorarium dari harian Surya, majalah Mimbar Pembangunan Agama, dan Radio Suara Jerman Deutsche Welle, pada tanggal 10 November 1992 saya berhasil hengkang ke Kaltim.

Betul! Di rantauan itu mata saya makin terbuka, pekerjaan banyak dan bisa saya pilih. Bagai kutu loncat, saya pun pindah-pindah kerja. Empat bulan menjadi Editor Program di sebuah Radio FM, 3 bulan menjadi wartawan, 1 tahun menjadi guru Yayasan Pendidikan Pupuk Kaltim dan dosen Universitas Trunojoyo, dan 2 tahun berikutnya menjadi guru di Yayasan Pendidikan Prima PT KPC.

Tidak cuma sampai di situ. Sejak 1996, saya pun merantau ke Indonesia timur dan bergabung dengan Yayasan Pendidikan Jayawijaya milik PT Freeport di Papua. Akan tetapi, apa mau dikata? Lagi-lagi, perpindahan tempat, selama pekerjaannya tetap guru, ternyata tidak membawa perubahan berarti secara finansial. Guru tetaplah guru. Gajinya tetap segitu-segitu, tidak sebaik nasib karyawan non-guru.

Setelah menyadari kenyataan itu, akhirnya bulan Juli 1998 saya putuskan untuk coba-coba berjualan komputer di rumah. Mula-mula saya membawa beberapa unit komputer untuk memenuhi jatah bagasi pesawat saat cuti. Dengan iklan ala kadarnya, alhamdulillah, jualan saya laris manis. Selang dua tahun berikutnya, saya menyewa toko di tengah Kota Timika. Alhamdulillah pula pelanggan makin banyak dan jualan makin laris.

Melihat usaha saya hasilnya lumayan, seorang sahabat yang baik hati dan tulus (meskipun beliau tinggal di Jakarta) mempercayakan modalnya yang luar biasa besar untuk saya putar. Modal dari sahabat saya itu saya belikan 3 angkot (untuk diversifikasi usaha). Dengan membeli 3 angkot, setidaknya tiap hari ada setoran Rp 300.000,00.

Kalau toh ada yang harus masuk bengkel salah satunya, yang dua masih bisa jalan dan tetap ada masukan. Itu artinya tungku masih tetap bisa mengepulkan asap. Nah, bisnis angkot ini saya bilang bisnis bodoh karena risikonya relatif kecil (trayeknya cuma dalam kota dan kecepatan 40 km).

Meskipun sudah menjadi guru dan “pengusaha”, pikiran saya masih tertarik untuk melakukan diversifikasi usaha lagi, terutama supaya tidak shock menghadapi masa pensiun. Oleh karena itu pula, saya mengajak rekan-rekan guru di manapun mengabdi, ayolah cari income di luar gaji.

Pilihlah bisnis yang risikonya relatif kecil atau bisnis bodoh sebagai langkah awal! Jangan menggantungkan diri pada gaji saja! Apalagi menggantungkan hari tua hanya pada uang pensiun! Jangan! Biarpun rezeki sudah diatur oleh yang di atas, kita harus tetap melebarkan usaha.


Munthoha ES
Guru Bahasa Indonesia
SD YPJ Tembagapura
Timika

[REPUBLIKA.CO.ID]
Red by taufik rachman
Gambar Ilustrasi @google

Sejarah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI)

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) mulai dibentuk tahun 1975 dengan tugas pokok menangani dan membina bidang akademik, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, perguruan tinggi negeri dan swasta serta kemahasiswaan. Sesuai perkembangan, Direktorat Jenderal ditata kembali menjadi Direktorat Pembinaan Sarana Akademik, Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dan Direktorat Kemahasiswaan dan Sekretariatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.


Dengan berpedoman pada keputusan dari Menteri P dan K, Nomor 0140/U/1975 tanggal 12 juli 1975 ditetapkan tugas pokok Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang disingkat DIKTI untuk melaksanakan sebagian dari tugas-tugas pokok Departemen P dan K di bidang Pendidikan tinggi. Pada 1969 Pemerintah mengubah pola kebijakan pembangunan nasional dari Pembangunan Semesta Berencana ke pola Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) yang dilaksanakan secara bertahap, jangka pendek (satu tahun), jangka menengah (lima tahun), dan jangaka panjang (dua puluh lima tahun). Kebijakan pembangunan ini ditingkatkan agar anggaran pembangunan nasional yang jumlahnya terbatas digunakan secara efisien dan efektif. Berdasarkan kebijakan tersebut anggaran yang diinvestasikan dalam pembangunan pendidikan tinggi harus direncanakan secara terprogram untuk mencapai sasaran Tridarma Perguruan Tinggi yang ingin dicapai dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Untuk melaksanakan kebijakan tersebut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan membentuk Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Perubahan Dari PTIP Ke Ditjen DIKTI
Perjalanan Penanganan Pendidikan Tingggi, Sejalan dengan irama perjuangan, organisasi yang menangani pendidikan tinggi dalam kurun waktu sekitar setengah abad (1949-2000) telah mengalami empat kali perubahan. Sejak 1949 organisasi yang mengurus pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi adalah:

  • Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan, disingkat Departemen PP dan K. dengan lahirnya Undang-Undang Perguruan Tinggi Nomor 22 Tahun 1961,
  • Pada April 1961 dibentuk Departemen Perguruan tinggi dan Ilmu Pengetahuan disinkat Departemen PTIP. Organisasi yang khusus menangani pendidikan tinggi terpisah dari urusan pendidikan dasar dan menengah,
  • Kemudian pada tahun 1974 menyatu kembali dalam Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
  • Pada tahun 1999 berubah nama menjadi Departemen Pendidikan Nasional.
 [www.dikti.go.id]

Program Pascasarjana Gempa Bumi dan Tektonik dibuka ITB

Institut Teknologi Bandung (ITB) membuka Program Pascasarjana Gempa Bumi dan Tektonik Aktif (Great) dalam rangka menyiapkan SDM dalam rangka penanganan dan riset kebencanaan di Indonesia.

Peluncuran awal program baru di Strata II (S-2) itu dilakukan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif dan Rektor ITB Prof Dr Ahmaloka di Aula Fakultas Geologi ITB Bandung, Rabu.

Sementara itu pembukaan resmi dimulainya program itu akan dilakukan Maret 2011 mendatang. "Indonesia merupakan negara rawan bencana di dunia, otomatis memerlukan SDM untuk penanganan dan mitigasi, untuk itu ITB melalui Program Pascasarjana Gempa Bumi dan Tektonik Aktif menyiapkan 'Kawah Chandradimuka' bagi ahli kebencanaan," kata Dekan Jurusan Geologi ITB, Eddy Haryono Subroto.

Program tersebut, kata Eddy, akan didorong menjadi pusat keunggulan dunia dalam bidang gempa bumi dan tsunami.
Program baru itu menjadi salah satu tempat bertemunya para periset yang akan memfokuskan konsentrasinya terkait kebencanaan khususnya gempa bumi dan tektonik aktif, termasuk tsunami.

"Program ini untuk mengisi kekosongan informasi dan keingintahuan terkait gempa bumi dan studi kebencanaan," kata Eddy.

Program perkulian program "Great" itu terdiri dari perkuliahan 1,5 tahun dan lima bulan riset untuk S-2. Kurikulumnya didesain untuk ilmu gempa bumi yang komprehensif, seperti geologi, geodesi, "seismic hazzard" serta yang lainnya.

Program itu bekerja sama antara ITB dengan LIPI dan Australian - Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR). Sedangkan tenaga pengajar terdiri dari para ahli dari ITB, LIPI serta tenaga asing yang kompeten di bidang kebencanaan. "Mahasiswa untuk program ini diseleksi dan diambil dari lulusan sarjana yang berbakat di bidangnya," kata Eddy.

Setiap mahasiswa program itu diarahkan untuk mengambil keahlian tertentu sehingga memiliki kompetensi di salah satu program baik itu geologi, geodesi, "seismic hazzard" serta yang lainnya.

[www.republika.co.id]
Siwi Tri Puji B
Antara

Pendidikan itu ?

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

[www.kemdiknas.go.id]

Pendidikan berasal dari kata pedagogi (paedagogie, Bahasa Latin) yang berarti pendidikan dan kata pedagogia (paedagogik) yang berarti ilmu pendidikan yang berasal dari bahasa Yunani. Pedagogia terdiri dari dua kata yaitu ‘Paedos’ (anak, pen) dan ‘Agoge’ yang berarti saya membimbing, memimpin anak. Sedangkan paedagogos ialah seorang pelayan atau bujang (pemuda, pen) pada zaman Yunani Kuno yang pekerjaannya mengantar dan menjemput anak-anak (siswa, pen) ke dan dari sekolah. Perkataan paedagogos yang semula berkonotasi rendah (pelayan, pembantu) ini, kemudian sekarang dipakai untuk nama pekerjaan yang mulia yakni paedagoog (pendidik atau ahli didik atau guru). Dari sudut pandang ini pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan seseorang dalam membimbing dan memimpin anak menuju ke pertumbuhan dan perkembangan secara optimal agar dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab.

Pendidikan berkaitan erat dengan segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan manusia mulai perkembangan fisik, kesehatan keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial, sampai kepada perkembangan Iman. Perkembangan ini mengacu kepada membuat manusia menjadi lebih sempurna, membuat manusia meningkatkan hidupnya dan kehidupan alamiah menjadi berbudaya dan bermoral.

Sebagaimana dikutip oleh Ahmad Tafsir, Rupert C. Lodge dalam bukunya Philosophy of Education (New York : Harer & Brothers. 1974 : 23) menyatakan bahwa dalam pengertian yang luas pendidikan itu menyangkut seluruh pengalaman. Namun faktanya bahwa tidak semua pengalaman dapat dikatakan pendidikan. Mencuri, mencopet, korupsi dan membolos misalnya, bagi orang yang pernah melakukannya tentunya memiliki sejumlah pengalaman, tetapi pengalaman itu tidak dapat dikatakan pendidikan. Karena pendidikan itu memiliki tujuan yang mulia, baik dihadapan manusia maupun dihadapan Tuhan.

Banyak rumusan pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya:

a. John Dewey : pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kecakapan mendasar secara intelektual dan emosional sesama manusia.

b. JJ. Rouseau : Pendidikan merupakan pemberian bekal kepada kita apa yang tidak kita butuhkan pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita butuhkan pada saat dewasa.

c. M. J. Langeveld : Pendidikan merupkan setiap usaha yang dilakukan untuk mempengaruhi dan membimbing anak ke arah kedewasaan, agar anak cekatan melaksanakan tugas hidupnya sendiri.

Menurut Langeveld pendidikan hanya berlangsung dalam suasana pergaulan antara orang yang sudah dewasa (atau yang diciptakan orang dewasa seperti : sekolah, buku model dan sebagainya) dengan orang yang belum dewasa yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan.

d. John S. Brubacher : Pendidikan merupakan proses timbal balik dari tiap individu manusia dalam rangka penyesuaian dirinya dengan alam, dengan teman dan dengan alam semesta.

e. Kingsley Price mengemukakan: Education is the process by which the nonphysical possessions of culture are preserved or increased in the rearing of the young or in the instruction of adults. (Pendidikan adalah proses yang berbentuk non pisik dari unsur-unsur budaya yang dipelihara atau dikembangkan dalam mengasuh anak-anak muda atau dalam pembelajaran orang dewasa).

f. Mortimer J. Adler : pendidikan adalah proses dimana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapa pun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu kebiasaan yang baik.

Definisi di atas dapat dibuktikan kebenarannya oleh filsafat pendidikan, terutama yang menyangkut permasalahan hidup manusia, dengan kemampuan-kemampuan asli dan yang diperoleh atau tentang bagaimana proses mempengaruhi perkembangannya harus dilakukan. Suatu pandangan atau pengertian tentang hal-hal yang berkaitan dengan objek pembahasan menjadi pola dasar yang memberi corak berpikir ahli pikir yang bersangkutan. Bahkan arahnya pun dapat dikenali juga.

Dari berbagai pandangan di atas dapat dilihat bahwa dikalangan pakar pendidikan sendiri masih terdapat perbedaan-perbedaan pendapat. Hal ini disebabkan oleh latar belakang pendidikan ahli pendidikan itu dan kondisi pendidikan yang diperbincangkan saat itu, yang semuanya memiliki perbedaan karakter dan permasalahan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan terencana (bertahap) dalam meningkatkan potensi diri peserta didik dalam segala aspeknya menuju terbentuknva kepribadian dan aĆ³laq mulia dengan menggunakan media dan metode pembelajaran yang tepat guna melaksanakan tugas hidupnya sehingga dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

[id.shvoong.com]
Pengertian Pendidikan

[Guru kreatif] Menuai Rezeki dari Mangajar dan Nasi Goreng

Keputusan saya menjadi seorang guru berawal dari aktifitas saya di rohis SMA. Waktu itu saya sebagai kabid pendidikan dengan program unggulannya yaitu Studi Qur’an Intensif (SQI). SQI merupakan program pemberantasan buta huruf Alquran sekaligus pembinaan akhlakul karimah.

Dalam aktifitas saya sebagai penanggung jawab SQI saya melihat dan merasakan keinginan untuk berbagi ilmu (menjadi guru). Maka ketika kelas tiga ada tawaran PMDK saya memilih IKIP Jakarta (sekarang menjadi UNJ) sebagai tempat pilihan. Alhamdulillah saya di terima di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNJ.

Namun banyak guru saya yang berkomentar pahit saat itu, di antaranya guru sejarah mengatakan: “ Wah Git, kamu kalo ke IKIP nanti jadi guru…pahit tahu.” Apalagi guru fisika saya, beliau sangat kecewa karena menurut beliau seharusnya saya dapat masuk ITB.

Saya sendiri heran kenapa mereka mencemooh keputusan saya. Hampir-hampir saya mengurungkan niat saya. Namun karena niattan dan kesenangan menjadi guru, di sisi lain pilihan ke UNJ juga karena mudah diakses buat saya dengan latar belakang ekonomi yang pas-pasan bahkan cenderung kurang (biaya sekolah selama ini ditanggung kakak), saya merasa lebih pas di UNJ karena bisa kuliah sambil kerja.

Akhirnya saya kuliah di UNJ, teman-temanku sebagaimana mahasiswa kebanyakan banyak yang mengisi kesibukan lain selain kuliah dengan menjadi guru privat, begitu juga saya. Selain itu aku juga sering mengikuti bazaar yang diadakan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) di kampus.

Di semester tujuh, saya mencoba melamar menjadi guru. Alhamdulillah diterima di Madrasah Aliyah Al Khalidiyah Jakarta. Sebulan saya mengajar dengan 4 hari setiap minggunya di sela-sela kuliah.

Di bulan pertama saya shok ketika menerima gaji sebagai guru Rp. 90.000. Menurut hitungan ku, ini hanya gaji seminggu harusnya sebulan dikali empat minggu atau sebesar 360.000. Ternyata setelah aku kroscek dan tanya tentang penghitungan gaji guru honor, memang seperti itu. Saat itu aku baru sadar maksud ucapan guru sejarah “Menjadi guru itu pahit!”

Tapi tekadku menjadi guru tidak berhenti sampai di situ. Aku berfikir jika kondisinya seperti itu bagaimana guru dapat mencerdaskan kehidupan bangsa, kalau kesejahteraannya tidak terjamin. Kalo begitu, saya harus membuat dapur saya ngebul, baru jadi guru. Artinya saya harus membuat usaha pribadi (wiraswasta) selain menjadi guru.

Akhirnya saya putuskan berhenti mangajar dan sebagi aktifitas pencarian dana kuliah saya lebih banyak mengadakan bazar (berdagang) dan privat. Sampai akhirnya di semester delapan saya mendapat kesempatan untuk membuka kantin di kampus. Maka aktifitas pun berubah, kuliah dan dagang.

Dari usahaku ini kemudian aku memberanikan diri untuk menikah. Ternyata kesibukan antara dagang, rumah tangga, dan kuliah tidak dapat aku kuasai semuanya sehingga harus memilih antara lulus atau terus asik berdagang.

Karena waktu kuliah yang semakin mendekati batas, saya putuskan untuk mejual kantin kemudian bekerja sekaligus konsentrasi menyelasaikan kuliah, hingga akhirnya saya lulus di tahun 2003.

Setelah lulus saya tidak langsung memutuskan untuk mengajar. Belajar dari pengalaman, saya pikir saya tidak akan sanggup menghidupi keluarga dengan menjadi guru honor, apalagi waktu itu istri juga masih kuliah. Saya putuskan untuk membuka usaha, yaitu Rumah Makan Nasi Goreng. Alhamdulillah usaha ini menjadi sumber rezki dari Allah untuk menghidupi keluaraga, dan istri pun dapat lulus kuliah.

Setelah usaha nasi goreng ini mantap, saya melamar menjadi guru dan diterima di SMP swasta. Saya mengajar dengan enjoy, masuk pukul 07.00 pulang 16.00 (full day school). Sementara untuk menyiapakan usaha nasi goreng saya menggaji dua karyawan. Pagi mengajar malam berjualan nasi goreng. Begitu selama lima tahun.

Karir di sekolahku sendiri tergolong baik, karena saya dapat berkonsentrasi dalam mengajar. Sehingga, saya menerima amanat lain, mulai sebagai wali kelas, kemudian wakasek kesiswaan, hingga wakasek kurikulum.

Usaha nasi goreng ini mampu menopang kebutuhan keluarga, sekaligus menguatkan peran , tugas ,dan fungsi saya sebagai guru. Lima tahun kemudian saya juga lulus tes CPNS dan saat ini saya mengajar di SMKN 1 Tambun Utara dan diamahkan juga sebagai wakasek kesiswaan.

Sekarang dua-duanya saling menguatkan (usaha nasi goreng saya tetap jalani, sekaligus sebagai PNS). Kadang kebutuhan keluarga disokong dari usaha nasi goreng. Di sisi lain banyak juga pesanan dari guru dan juga ketika ada acara sekolah yang malam hari pesannya di warung saya.

Saya bersyukur pada Allah telah menunjukan jalan dan memberikan rezki yang banyak pada saya dan keluarga. Semoga secuil pengalaman ini dapat menjadi inspirasi bagi rekan-rekan sejawat.


By Sugito
Guru SMKN 1 Tambun Utara, Bekasi
[www.republika.co.id]