Pintu Masuk Buah Cina - Tanjung Priok

TEMPO.CO, Jakarta- Menteri Pertanian, Suswono, menyatakan kemungkinan untuk melakukan Mutual Recognition Agreement (MRA) dengan Cina akhir tahun ini. Pemerintah mengajukan empat komoditi hortikultura, yaitu salak, manggis, alpukat, dan sarang burung walet. Menurut Suswono, potensi untuk sarang burung walet cukup besar.


"Cina, saat ini, akan mengajukan MRA supaya produknya bisa masuk ke pelabuhan Tanjung Priok. Tapi, syaratnya aman dan pengawasannya ketat di Cina," kata Suswono. Menurutnya, tidak ada alasan untuk tidak melakukan MRA sepanjang produk-produknya bisa memenuhi persyaratan keamanan pangan. Sebab, saat ini, sudah merupakan perdagangan bebas. "Untuk MRA kemungkinan bisa sampai akhir tahun," katanya kepada wartawan, Kamis 29 Mei 2013.


Suswono mengungkapkan fakta bahwa produk-produk Cina beberapa kali tertangkap tidak memenuhi syarat keamanan pangan. Menurutnya, jika pengamanan pangan diperketat, hanya produk-produk berkualitas saja yang bisa masuk. "Jadi kita tidak akan kebanjiran produk Cina," ujarnya.


Menurutnya, perdagangan produk pertanian Indonesia surplus mencapai US 22 miliar dolar secara keseluruhan. Sayangnya, Suswono mengakui, jika ditandingkan dengan Cina, ekspor produk-produk Indonesia masih defisit dibandingkan dengan impor . "Tapi, total importasi buah-buahan jika dibandingkan dengan produksi dalam negeri, itu masih di bawah 10 persen dari total produksi nasional," kata Suswono.


Pengajuan MRA oleh Cina ini diajukan ketika Menteri Pertanian melakukan diskusi dengan Menteri Karantina Cina terkait penolakan Cina terhadap produk salak Indonesia. "Intinya, apa yang diklaim oleh Cina sedang dievaluasi kebenarannya. Pada dasarnya kita terbuka. Jika tidak benar, produk itu bisa masuk lagi. Kita berharap tidak lebih dari dua bulan. Begitu hasil kajian selesai dan tidak ada masalah dari sisi keamanan pangan, Cina pada dasarnya terbuka," kata Suswono.


ARIEF HARI WIBOWO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar