Pencak Silat Syahbandar | Wisata Budaya Purwakarta

Nama Pencak Silat Syahbandar, di ambil dari nama Guru Pencak Silat di daerah Wanayasa dan Purwakarta yaitu Muhamad Kosim atau Mama Syahbandar. Berdiam di Kampung Sabandar Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Cianjur. Lahir pada tahun 1766 dan meninggal dunia pada tahun 1880, di makamkan di Wanayasa Purwakarta. Selama hidup di Cianjur mengalami pemerintahan dua Bupati yaitu Dalem Pancaniti (Koesoemaningrat) memerintah Cianjur antara tahun 1832-1861 dan Dalem R. Alibasyah VIII (R. Aria Prawiradiredja) memerintah pada tahun 1864-1910.

Gaya Pencak Syahbandar mempunyai perbedaan dari gaya Pencak yang lain, yaitu tidak banyak menggunakan tenaga, karena gerakannya kebanyakan menghindari serangan lawan dan membiarkan terbawa oleh arus tenaga lawan sendiri. Pencak Syahbandar banyak mempergunakan gerakan Depok (merendah), jadi gerakan-gerakan lebih di tekankan pada bagian bawah.

Suatu ketika, pengurus kebun R.H. Musa, menemukan seseorang yang tinggi besar di tepi jalan seperti orang kebingungan, setelah di tanya dia menjawab bernama Kosim dari Betawi yang sedang mencari pekerjaan. Keesokan harinya Kosim di suruh membantu pekerjaan pengurus kebun itu, yaitu untuk mengurus kebun kelapa dan kolam. R.H. Musa pemilik kebun tersebut seperti hari-hari minggu sebelumnya datang untuk memeriksa kebunnya. Beliau kaget karena di kebunnya ada pegawai baru tanpa sepengetahuannya. Setelah mengambil kebijaksanaan akhimya Kosim oleh R.H. Musa di angkat sebagai pegawai Kebunnya. Selama 4 tahun Kosim mengabdi kepada R.H. Musa, tak seorangpun yang mengetahui bahwa Kosim menguasai Maenpo (Pencak). Pada hari itu setelah Kosim selesai bekerja, ia duduk di sudut memperhatikan majikannya sedang berpencak Silat dengan keluarganya. Akhirnya oleh R.H. Enoh, Kosim di suruhnya ikut berlatih. Kosim di suruhnya berlatih jurus dan kuda-kuda, namun Kosim tetap tidak memperhatikan kemahirannya, sehingga Kosim oleh R.H. Enoh hanya di suruh memukul saja, mengingat badannya tinggi dan besar.

Sekali waktu, ketika serangan R. H Enoh di sambut Kosim dengan manisnya, R.H. Enoh kehilangan keseimbangan badan, secepat kilat Kosim menggerakan tangannya sehingga R.H. Enoh jatuh. Semuanya kaget dan heran, tak seorang pun menyangka bahwa Kosim seorang jago Pencak Silat. Untuk kedua kalinya Kosim di coba lagi keterampilannya, dan untuk kedua kalinya pula R.H. Enoh jatuh tersungkur, di permainkan dengan kecepatan gerakan kaki. Maka sejak itulah Kosim di anggap guru Pencak Silat R.H. Ibrahim sekeluarga, dan sejak itu pulalah Kosim berganti nama menjadi Mama Syahbandar. Selanjutnya dari Kampung Sabandar pindah ke Cianjur di Kampung Pulo Desa Cianjur Kaler. Murid-muridnya, di antaranya adalah : R.H. Enoh, R.H. Musa, R.H. Abdul Sirodj (Ayahnya R. Obing Ibrahim), R.H. Emod Bojong Kerang, R. Ucin Busrin Kedung, R. Apit Selakopi, R. Obing Ibrahim Kampung Kaum Cianjur, Bapak Umar, Mama H. Atda, R. Abdurahman Purwakarta, R. Natadipura atau Mama Wekling (Kweekeling) Wanayasa. Selanjutnya atas usaha R. H. Enoh, Pencak Silat Cikalong dan Syahbandar di gabungkah dan di kemas Iebih di sempumakan lagi. Di lakukan oleh R.H. Enoh, R.H. Musa, dan Bapak Umar, yang kemudian mengajarkannya lagi kepada keluarganya di Cianjur.

Seperti halnya Pencak Silat Cikalong, Pencak Silat Syahbandar oleh Mama Syahbandar di rahasiakan, sehingga orang Cianjur sendiri tidak mengetahuinya. Alasannya ialah karena banyak murid-murid Pencak Cikalong yang pindah berguru kepada Pencak Syahbandar. Hal tersebut oleh Mama Syahbandar di perhitungkan, yang pasti akhimya akan menimbulkan pertentangan bila di ketahui oleh RH. Ibrahim. Mencegah hal tersebut Mama Syahbandar memutuskan pindah dari Cianjur dan menetap di Wanayasa hingga beliau tutup usia pada tahun 1880. Mama Syahbandar pemah berkata bahwa Air kopi di minum orang Cianjur dan sisanya di minum orang Purwakarta dan Wanayasa. Jelaslah dalam hal ini bahwa Pencak Silat yang di ajarkan oleh Mama Syahbandar yang tersebar di wilayah Purwakarta, pada mulanya berasal dari Cianjur. Penyebaran selanjutnya di lakukuan oleh para putra R.H. Ibrahim Cikalong di antaranya adalah; R. Uton Natadilaga putra R.H. Ibrahim, R. Odang Mukarodin Cikalong, R. Ikat Cikalong, dan yang lainnya.
____________________________________
Sumber : http://www.disparbud.jabarprov.go.id

5 komentar:

  1. kang, pami hoyong diajar silatna kmha kang? dupi aya tempat latihana kang?

    BalasHapus
  2. Kok disini gak disebut kan asal mula guru syahbandar.
    Sepengetahuan saya asal mula guru syahbandat di minang kabau yg merantau ke tanah jawa yg mana beliau pertamakali tiba di batavia/betawi

    BalasHapus
  3. Syahbandar bukannya nama dari Raden fatahillah

    BalasHapus
  4. Silat Sabandar adalah aliran silat yang berkembang di desa Sabandar, Karangtengah, Cianjur, Jawa Barat, yang dikembangkan oleh Muhammad Kosim dari Sumatra Barat. Silat ini merupakan aliran silat campuran/hibrida antara Silat Minangkabau dan Silat Sunda. Asal negeri Mamak Kosim, demikian orang Sunda sekitar dia memanggil, di Minangkabau tidak diketahui secara pasti. Mamak di dalam bahasa Minangkabau artinya saudara laki-laki dari ibu. Di Cianjur, Mamak Kasim dikenal sebagai orang yang lembut dan penuh welas asih. Dia mengajari murid-muridnya dengan lembut, ini menandakan karakter sabar dari seorang guru. Sifat dia yang lembut dalam mengajari silat, bukan berarti gerakan itu tidak berbahaya jika digunakan untuk membela diri.


    Jadi bukan MAMA tapi MAMAK.
    Klo mama itu artinya ibu
    Sedangkan Mamak artinya saudara perempuan dari ibu, simplenya OM lah.
    Nah asal nya Syahbandar sendiri dari nagari pagaruyung, dia diusir karna suka mengajarkan pusako silat ke orang yang bukan dari keluarga kerajaan.

    Nah masa hidup nya Mamak Syahbandar ini semasa dengan masa hidup abah khair penemu silat cimande. Keduanya pernah saling "bersilaturahmi" dulu semasa hidupnya

    Yang bikin postingan kenapa kayak sengaja memburamkan asal usul syahbandar sendiri ya?

    Oh copas dari sini ya: http://www.disparbud.jabarprov.go.id

    BalasHapus
  5. Silat Sabandar adalah aliran silat yang berkembang di desa Sabandar, Karangtengah, Cianjur, Jawa Barat, yang dikembangkan oleh Muhammad Kosim dari Sumatra Barat. Silat ini merupakan aliran silat campuran/hibrida antara Silat Minangkabau dan Silat Sunda. Asal negeri Mamak Kosim, demikian orang Sunda sekitar dia memanggil, di Minangkabau tidak diketahui secara pasti. Mamak di dalam bahasa Minangkabau artinya saudara laki-laki dari ibu. Di Cianjur, Mamak Kasim dikenal sebagai orang yang lembut dan penuh welas asih. Dia mengajari murid-muridnya dengan lembut, ini menandakan karakter sabar dari seorang guru. Sifat dia yang lembut dalam mengajari silat, bukan berarti gerakan itu tidak berbahaya jika digunakan untuk membela diri.


    Jadi bukan MAMA tapi MAMAK.
    Klo mama itu artinya ibu
    Sedangkan Mamak artinya saudara perempuan dari ibu, simplenya OM lah.
    Nah asal nya Syahbandar sendiri dari nagari pagaruyung, dia diusir karna suka mengajarkan pusako silat ke orang yang bukan dari keluarga kerajaan.

    Nah masa hidup nya Mamak Syahbandar ini semasa dengan masa hidup abah khair penemu silat cimande. Keduanya pernah saling "bersilaturahmi" dulu semasa hidupnya

    Yang bikin postingan kenapa kayak sengaja memburamkan asal usul syahbandar sendiri ya?

    Oh copas dari sini ya: http://www.disparbud.jabarprov.go.id

    BalasHapus